Ini bahasan paling sensitive bagi kebanyakan orang, karena menyangkut. SARA. Well, kalo ada salah kata ataupun perbedaan presepsi, sorry before. It’s only about my opinion.
Aku Islam yang hidup di Negara yang meyakini adanya 5 agama, Indonesia. Sudah 21 taun aku memeluk dan meyakini agama ini, dan aku sampai saat ini (masih) belajar untuk mencoba memaknai setiap scenario-Nya.
Aku Islam sejak lahir karena memang aku dilahirkan dari orangtua Islam semua. Tapi aku hidup dalam lingkungan yang "plural” karena ada keluarga besarku juga ya beragama Katholik serta Kristen. Aku juga tidak membatasi pergaulanku dengan orang lain hanya karena agama. Karena Aku yakin Allah tidak melarangku untuk bergaul dengan siapapun, bukankah semua manusia itu sama ? haruskah kita bergaul terkotak – kotak dalam batasan “agama”. Aku ingin menerapkan konsep “nyaman” ini kepda mereka – mereka yang seagama maupun brbeda agama denganku. Karena kasih sayang Allah tidak mengenal perbedaan, itu yang aku tau :)
Aku Islam, tetapi yang aku tau sejak kecil aku di ajarkan untuk tidak mempertanyakan “kadar keislaman” atau “kadar keagamaan seseorang. “kadar” hanya dapat terlihat dalam hubungan vertical antara manusia itu dengan Allah sendiri, sedangkan pada sesama manusia, kadar itu tidak terlihat. karena apa? Karena hanya Allah yang berhak menghakimi, bukan kita sebagai sesame=a hamba. Itu yang selalu aku ingat.biarlah seseorang beribadah sesuai dengan keyakinannya, sesuai dengan caranya. kata ayah, manusia itu unitasmultiplex, nggak ada yang sama
Aku menikmati ibadah itu sebagai kebutuhanku, karena aku butuh. Aku btuh untuk bercerita pada Allah. Kalo nggak cerita, aku bisa kehilangan arah. Bukan cuman sekedar “kewajiban” saja. Dan selalu saja, Allah dengan caranya selalu menyayangi juga menegurku bila aku tidak pada tempatnyaa
Mengerjakan sesuatu yang baik dan terlihat itu, baik. Tapi mengerjakan sesuatu yang baik dan tidak terlihat itu jauh lebih baik. Karena ketika kit bisa melakukannya, kita belajar mengenai konsep “tulus” itu sendiri. Kita hanya mengharapkan balasan dari-Nya, bukan pujian dari sekitar. Kerjakan ibadah karena Allah, bukan karena ingin dilihat oranglain. Biarkan Allah memandangmu diantara sekian banyak umat-Nya, senangkanlah hati Allah .
Aku Islam dan Allah pun dengan nyata mengajarkan padaku, “barangsiapa menyakiti sesama Muslim, maka dia Menyakiti-Ku”. Allah tidak mmperbolehkan kita menyakiti sesama muslim bahkan bukan muslimpun kita tidak boleh menyakiti, kecuali jika meman dalam keadaan terdesak misalnya akan dibunuh. Lantas mengapa orang – orang itu melakukan tindakan anarkis dan membawa nama “muslim”. Mereka muslim? Sampai ada tindakan yang menurtku bego banget, mengharamkan konser Lady Gaga. Loh, udah berasa jadi Tuhan ya sekarang? Bisa mengharamkan? LOL ! realistis aja, Lady Gaga bukan penganut Islam. Bagi kita “salah” bukan berati bagi dia “salah”. apa Al –Kafirun kurang jelas dalam menjelaskan “bagimu agamamu, bagiku agamaku”? jangan menimbulkan “sosok” seolah Islam itu anarkis, gimana pemeluk agama lain mau menghargai kalo kita juga nggak mau mencoba menghargai? Simpelnya, kalo itu nggak baik buat kita, yaudah sih gausah nonton. Ribet amat -_-“
Gatau kenapa lama – lama orang sekarang ini jadi makin bakat jadi komentator hidup orang lain. Berkata – kata seolah mereka Tuhan yang selalu benar, dan yang lain salah. Apa mereka nggak nyadar kalo mereka juga punya kekurangan yang mungkin oranglainpun nggak suka. Kenapa ngga nyoba buat saling menghormati privasi masing – masing, menghargai kepercayaan masing – masing, dan berkonsentrasi untuk memberi arti kepada sekitar daripada berkonsentrasi untuk “memperjelas” perbedaan yang pada akhirnya hanya menimbulkan permusuhan. Pada Tuhan sangat membenci “permusuhan” . Tidak perlu berebut menjadi yang “terbaik” tapi lakukan yang paling baik demi kedamaian dunia dan kebersamaan :)
Yuk, mar kita renungkan lagi :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar