Jumat, 24 Mei 2013

LULUS dan euforianya. Masih perlukah?

detiknews






 HEY READERS

seneng banget hari ini bisa ngeliat adekku akirnya lulus SMA. tadi pas sepanjang jalan pulang, Jogja sih ngga ada yang konvoi tapi begitu masuk Klaten sampe Wonogiri, nemu banyak banget anak SMA yang lagi konvpi. Padahal udah mau maghrib juga. Eh, coba deh liat seberapa sering kalian nemuin fenomena kayak gini ?











dibandingkan dengan fenomena yang ada di bawah ini :




atau
 


 Baik gambar 1, 2, maupun 3 itu sama-sama ngerayain kelulusan mereka. Tapi coba deh liat gambar 1? kesannya mainstream banget kan ? Banyak daerah dari taun ke taun, ya gitu gitu aja. Apa sih yang jadi istimewanya?
" ya namanya juga lulus"
" ih, kayak nggak pernah aja sih"
" cupu ah kalo nggak pernah"
" udah tradisi kalik"
" biasalah, anak muda"

baiklah, kalo itu alesannya. .  .

tapi coba deh  kalo gambar 2. Itu apaan sih?

Aksi simpatik dilakukan puluhan siswa dari SMA Muhammadiyah 1 dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta dalam merayakan kelulusan Ujian Nasional (UN). Mereka tidak mencoret-coret seragam atau konvoi, tapi membagikan nasi bungkus kepada pengemudi becak dan warga sekitar.Para siswa berjalan kaki dari sekitar kampung Blunyah, Jl AM kawasan hingga Tugu Yogyakarta (source : detiknews )

aksi senada juga dilakukan SMA Negeri 3 Yogyakarta (PADMANABA), Ratusan siswa SMAN 3 Kota Yogyakarta merasakan kelulusan. Namun mereka memilih cara dengan membagikan nasi bungkus ketimbang corat-ceret tidak karuan. Aksi sosial itu dilakukan setelah pengumuman kelulusan oleh sekolah pukul 10.00 WIB, Sabtu (14/6/2008). Semua siswa kelas III SMA 3 Yogya, Jl Yos Sudarso Kota Baru, yang mengikuti Ujian Nasional (UN) dinyatakan 100 persen lulus.Setelah mendengar pengumuman itu, puluhan siswa langsung bergerak ke beberapa titik, seperti Bundaran kampus UGM, simpang empat kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Stasiun Tugu atau kawasan Malioboro.Di tiga tempat itu, mereka membagi-bagikan nasi bungkus kepada pengemudi becak, pedagang asongan, pedagang koran dan pengemis. Acara sosial itu berjalan tertib dan tidak terjadi saling rebutan (source :  detiknews : padmanaba)

kalo yang gambar 3?


Tau Kolese De Brito Yogyakarta kan ? Nah, sekolah cowok inipunya cara yang beda lagi. Apaan? Tradisi turun temurun yang dilakukan SMA khusus pria ini dihadiri oleh sekitar 700 siswa. Mereka bukan hanya siswa kelas XII, tapi juga siswa kelas X, XI, dan alumni yang ikut secara sukarela. Usai pengumuman di sekolah, para siswa melakukan ritual berjalan kaki menuju Tugu, lalu berfoto di depannya, di susul menyanyikan Mars De Britto sebelum kembali berjalan kaki menuju sekolah. Perwakilan dari pihak sekolah sampai beberapa saat sebelum rombongan siswa. Mereka menggunakan mobil yang membawa air mineral untuk dibagikan pada para siswa peserta long march.Keikutsertaan ini merupakan wujud dukungan sekolah akan aksi siswa-siswanya tersebut. Amarda, alumni SMA John de Britto, 2010 menjelaskan : “Sekolah hanya mengantisipasi supaya tidak konvoi, ngomong yang provokatif dan sebagainya. Intinya, kalau kamu (siswa SMA John de Britto, red) lulus, maka kamu lulus dengan baik-baik. Maka datang ke sini dengan nyaman, lalu selesai. Frater Tama, salah satu pengajar SMA Kolese De Britto menjelaskan "Mereka tidak akan mencorat-coret seragam mereka juga, sebagai wujud man for others. Man for others adalah pedoman siswa-siswa John de Britto, “Artinya manusia bagi sesama, jadi kalau ada orang butuh seragam, bisa disumbangkan,” (source : tribunews)

Masa muda, masa jaya. Pernah ngalamin juga, pernah berada di masa itu juga. Masa dimana mimpi rasanya cuman sejengkal diatas kita. Masa dimana ego kita tinggi-tingginya. Masa dimana kita mengagung-agungkan pertemanan kita. Masa dimana kita mencari jati diri kita. Masa dimana kita kadang nggak tau apa yang terjadi setelah ini.

pas ditanya "abis lulus mau kemana?"

masih banyak yang bingung ngejawabnya

mau kuliah ke A, ya kalo keterima
mau kuliah ke B, ya kalo keterima juga :|
mau kerja C, ya kalo keterima juga sih

mau nganggur? yaelah :|

terus kalo jawabannya cuman kayak gitu, masih pantes euforia kayak gambar nomer 1?

banyak orang yang terlalu mengikuti arus, padahal kalo kamu tau cuman ikan mati aja yang bergerak sesuai arusnya. Banyak orang berpikiran seperti kebanyakan orang, tapi mereka yang berhasil mampu berpikir out of the box. apa sih out of the box?

“Think out of the box”, maksudnya cara berpikir kita yang berbeda dari yang lainnya, diluar rutinitas yang dilakukan, berpikir diluar dari yang umumnya.

kenapa harus think out of the box?

karena kita tau apa yang orang pikirkan pada umummnya, makanya kita juga tau apa yang tidak dipikirkan orang pada umumnya. Hal-hal yang tidak terpikirkan oleh orang lain itu, yg membuat kita melihat suatu "PELUANG"

jadi?

mumpung masih muda, kalian jangan berlaku sebagaimana umumnya, mengikuti arus yang ada aja. Tapi plah juga dong mana yang baik dan mana yang buruk biar Tuhan nggak rugi ngasih kamu otak dengan segala fungsinya. masa mudamu adalah waktu kamu membuat pondasimu sendiri. Isi dengan hari-hari yang bermanfaat. Jangan habisin waktu cuman buat hal-hal yang nggak ada manfaatnya buat kamu, apalagi buat orang lain. Inget loh, kamu nggak pernah tau masa "expired" kamu sendiri didunia sampe kapan. jadi  be wise ya sama hidup kamu :)

Kualitas negara ini nanti pada akhirnya ditentuin sama kita sebagai penerusnya kok. Ya apa patut kalo calon penerus bangsanya, calon pemimpin bangsanya model orang yang nyoret-nyoret baju, pilox-in baju, konvoi ngga jelas?

"ah, basi ! kan cuman sekali dalam hidup"

hey hey hey, ini bukan masalah sekali dua kali atau tiga kali dalam hidup. Ini masalah kamu mau jadi orang yang pada umumnya aias ordinary atau kamu mau jadi orang yang extraordinary? kamu harus bisa memilih dengan tepat apa yang bakal kamu lakuin. Ada beberapa hal yang udah kamu tau tapi kamu mungkin lupa, contoh simpelnya, kamu liat orang yang nyoba narkoba? nah emang pas pertaman nyoba dia mikir bakal pake terus? nggak mungkin. Tapi setelah sekali nyoba, kadang ada yang keterusan. kalo narkoba udah ngerusak tubuh sendiri, siapa yang rugi? orang sekitar kamu? ya mereka emang rugi. tapi kamu lebih lebih dan lebih rugi lagi. sama juga kayak perbuatan gambar 1, emang sepele. tapi yang sepele bukan berati nggak penting. mulailah dari hal-hal yang sederhana, tindakan kecil yang menunjukkan bahwa kamu nggak akan melakukan hal yang nggak bermanfaat bagi kamu.

sementara kamu hura-hura, anak-anak yang lain berlomba-lomba berprestasi. prestasi tuh nggak hanya di akademik loh, ada nih Lizzie Marie, dia juga anak kecil yang jadi milyader berkat kegemarannya memasak. coba deh luangin waktu baca : (kisah sukses enterpreneur cilik). Nah tunggu apalagi?







 

Minggu, 19 Mei 2013

me and my hijab (II)

ini iseng-iseng malem-malem make tripod sendiri, foto sendiri, saking selo seselonya selo






wardrobe by : kikino





  wardrobe by : elfas



wardrobe by : accent




wardrobe by : elfas



ME and MY HAPPINESS

Hey readers :)
dari sekian banyak proses perjalananku selama bikin skripsi, ternyata ada proses yang aku alami dan menyampaikan aku pada suatu titik dimana aku menyadari hidupku memang harus di refresh lagi...
ada beberapa poin penting yang aku peroleh :


aku memulai kebahagiaanku, dengan berhenti membandingkan hidupku dengan hidup yang lain....

Pada akhirnya tidak akan pernah sama antara hidup manusia satu dengan manusia yang lainnya. Membandingkan hidup orang laind engan hidup kita hanya akan menambah berat langkah kita dalam melangkah. kemudian..

Ak memulai kebahagiaan dengan menyukai hal-hal yang aku jalani, menikmati setiap proses kehidupan....

karena aku menyadari, hidupku tidak menyediakan fasilitas "pengulangan". Waktu yang aku jalani hari ini, tidak mungkin akan terulang pada hari berikutnya. Semua manusia hanya akan hidup sekali dan apa artinya aku hidup sekali jika aku menghabiskannya dengan hal-hal yang tidak aku sukai? Setiap proses kehidupan menempatkan aku pada bagian "bahagia" dan "kecewa" secara seimbang, dan aku berusaha menikmati semua itu karena pada akhinya keduanya akan memberikan pembelajaran padaku...

Oleh karena itu, aku memulai kebahagiaan dengan berhenti bertanya "Tuhan, apa alasan smua ini terjadi" dan menggantinya dengan "terimakasih Tuhan"

kebanyakan orangs elalu bilang "Everything happen for a reason". Ya, aku tau dan paham. Tapi dengan banyaknya hal yang datang padaku, aku mulai menanyakan " What the reason is?". aku mencari-cari jawaban atas pertanyaanku, setiap aku mencari dan mencari yang ada jawaban itu semakin sukar untuk aku temukan. Hingga pada akhirnya, aku menyadari, nggak perlu mencari semua jawaban itu karena jawaban itu akan datang dengan sendirinya seiring dengan perjalanan ini membawaku pada sebuah pembelajaran. Yang harus aku lakukan hanyalah "Terimakasih Tuhan" karena dengan semua ini aku ditempa dan tumbuh lebih kuat dari sebelumnya :)

lalu aku belajar tentang kesederhanaan. apa sederhana ?
Ak memulai kebahagiaan dengan menyederhanakan sgla urusan, tentang apa yg perlu dpikirkan dan tidak perlu dipikirkan. 

aku mengajari otakku untuk menyeleksi mana yang harus aku ingat dan mana yang harus aku abaikan. Aku mengingat segala hal dapat membuatku seakan mampu terbang untuk menggapai mimpiku, membuatku bersemangat di setiap harinya, merasakan warna - warna kehidupan. Aku menyingkirkan segala hal yang membuatku marah, sedih, dan kecewa. Aku belajar untuk menempatkan masa laluku ditempat yang benar. Masa lalu mampu menjadi pembantu yang baik, tapi majikan yang buruk. Pembantu yang akan membantu kita untuk tidak terjatuh lagi, namun jika kita terlalu mengingatnya hingga membuatnya mampu seperti majikan yang mengontrol hidup kita, itu hanya akan membawa kita pada penyesalan. Aku juga membuang kekawatiranku akan masa depan, karena kenyataannya aku juga tidak tinggal di kedua masa ini. Masa depan dan masa lalu. Aku tinggal di "masa kini" masa dimana aku harus menunjukkan yang terbaik dariku agar dikemudian hari aku dapat memetik apa yang telah aku lakukan di hari ini. Push to the limit, grow out our potency :)

hingga pada akhirnya,
aku menyadari sesederhana itu bahagia :)
aku mampu memetik kata "bahagia" bukan hanya sekedar mengucap kata "bahagia"
tidak perlu orang lain untuk mengusahakan diri sendiri bahagia, karena kita yang bertanggung jawab atas kebahagiaan kita. Jika kita mengharapkan orang lain mengusahakan kebahagiaan untuk kita, kita mungkin akan menuai kekecewaan. Bukankah lebih bijak, kita mengusahakan kebahagiaan kita sendiri kemudian mengusahakan kebahagiaan untuk orang di sekitar kita?